(Sriboga) MEWASPADAI MIE BASAH BERFORMALIN


www.sriboga-flourmill.com

Masyarakat Indonesia dewasa ini banyak mengkonsumsi mie sebagai pangan alternatif, sebagai diversifikasi (penganeka ragaman) pangan. Selain harganya terjangkau, cara penyajian dan keberadaannya pun mudah didapat dan variatif. Karenanya, tak heran bila mie cepat populer dan dapat diterima seluruh lapisan masyarakat. Namun masyarakat perlu mewaspadai mie berformalin yang kembali marak beredar. Untuk itu akan lebih baik bila kita mengetahui ciri-ciri mie berformalin ini, sehingga terhindar dari bahaya mengkonsumsi mie beracun tersebut.

Apa itu Formalin?
Secara ilmiah, formalin (H2CO) adalah senyawa kimia berbentuk cair, gas atau padat yang sangat beracun, aromanya menyengat dan mudah terbakar. Dalam bentuk cair, formalin merupakan larutan tak berwarna yang biasa dijual dengan kadar 37 %. Di alam, formalin dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Senyawa kimia ini juga terkandung dalam asap kendaraan, asap tembakau dan kebakaran hutan.

Secara awam, masyarakat mengenal formalin sebagai campuran pada industri yang menggunakan bahan kimia, seperti kosmetik, medis, pertanian dan tekstil. Ternyata, oleh pengusaha tidak jujur, zat kimia ini juga digunakan dalam industri pangan secara ilegal, sebagai bahan pengawet, salah satunya untuk mengawetkan mie basah.

Bahan kimia ini selalu dipilih karena keuntungan yang diraup dari menjual mie berformalin dirasakan lebih besar. Bagaimana tidak, untuk mendapatkan pengawet ini sangatlah mudah, sebab tersedia di toko bahan kimia. Ditambah pula, harga formalin jauh lebih murah dibanding zat pengawet yang direkomendasikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), seperti kalium nitrat, asam propionat dan natrium benzoate. Maka tak heran, kebanyakan pengguna formalin adalah industri kecil.

Para pengusaha tak bertanggung jawab itu, menambahkan formalin ke dalam air yang hendak digunakan untuk merebus mie. Untuk skala industri, banyaknya formalin yang dibutuhkan tergantung besarnya produksi. Semakin besar produksi, semakin banyak pula formalin yang dicampurkan.

Dampak Bagi Kesehatan
Sebagian masyarakat agaknya tidak tahu atau mengabaikan adanya mie berformalin, sebab efeknya tak langsung dirasakan. Dibutuhkan waktu yang lama bagi racun formalin terakumulasi dalam tubuh, hingga menimbulkan dampak membahayakan.

Akibat fatal jika tubuh manusia terus – menerus mengkonsumsi mie basah berformalin adalah, mutasi genetik, kerusakan hati, prostat, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem syaraf pusat serta gagal ginjal. Bahkan, karena sifatnya yang karsinogenik, formalin juga dapat menyebabkan kanker yang berujung kematian.

Tak cukup sampai di situ. Formalin juga memiliki sifat menyerang protein yang ada dalam tubuh manusia. Jika terpapar langsung pada zat ini, dampaknya baru akan terasa bertahun – tahun kemudian, misalnya keracunan kronis dan iritasi pada lambung yang menyebabkan muntah darah, kencing darah, atau diare yang bercampur darah. Jika tak segera diberikan perawatan, iritasi ini bisa mengakibatkan kematian.

Sebenarnya pemerintah telah memberikan peringatan dan tindakan tegas lewat beberapa undang - undang, seperti UU No. 7 / 1996 tentang Pangan, UU No. 8 / 1999 tentang Perlindungan Konsumen, serta UU No. 23 / 1992 tentang Kesehatan. Intinya, ketiga peraturan hukum tersebut melarang pemakaian formalin pada makanan.

Sanksinya pun jelas, pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda sebanyak – banyaknya dua miliar rupiah. Kendati demikian, masih banyak pengusaha kotor yang tak jera, dan tetap mencampurkan formalin ke dalam makanan.

Menjual mie basah berformalin memang mendatangkan keuntungan besar, namun itu tak bertahan lama. Sebab, cepat atau lambat, perbuatan ilegal itu akan menjadi senjata makan tuan. Maka, lebih baik menggunakan pengawet yang dianjurkan BPOM. Kendati harganya lebih mahal, namun lebih aman bagi kelangsungan bisnis jangka panjang.

Mengenali Ciri – Ciri Mie Basah Berformalin
Supaya keluarga kita aman dari mengkonsumsi mie beracun tersebut, ada baiknya kita mengenai ciri-ciri mie berformalin. Seperti diketahui, mie segar yang tak mengandung formalin, hanya bisa bertahan satu hari. Namun jika dibubuhi zat beracun ini, mie tak akan rusak sampai berhari – hari, walaupun dibiarkan pada suhu kamar (25 derajat Celsius). Pada suhu lemari es (10 derajat Celsius), mie akan bertahan lebih dari 15 hari.

Untuk mendeteksinya, bisa dilihat dari tampilan fisiknya. Mie yang dicampuri zat pengawet ini, terlihat lebih mengkilap seperti berminyak. Teksturnya lebih kental dan tidak lengket, dibanding mie tanpa formalin. Aromanya pun agak menyengat layaknya bahan kimia. Bagi masyarakat yang belum tahu, seperti itulah bau formalin.

Akhir kata, tidak semua pengusaha mie basah berlaku curang. Masih banyak pengusaha dan penjual mie yang menjalankan bisnisnya dengan jujur. Cukup dengan mengenali ciri-ciri mie berformalin dan berhati-hati kita masih bisa mengkonsumsi mie seperti biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar