(Sriboga) BERSYUKUR DAN POSITIVE THINKING


www.sriboga-flourmill.com

Beruntung sekali rasanya ketika baru membuka bisnis, ternyata persaingan tak begitu ketat. Hal ini dialami Suhandoyo ketika merintis usaha mie kering di tahun 1989. Walaupun begitu, bukan berarti dirinya tak menghadapi permasalahan, terutama di awal tahun. Sebagai contoh, pasokan sepuluh sak tepung terigu per hari pada saat pertama kali berbisnis, didapatnya dari berhutang.

Pemasaran Luas
Pria bernama lengkap Suhandoyo Banawi ini, mendapatkan resep mie keringnya dari warisan turun - temurun. Resep itu kemudian dia ajarkan kepada sepuluh karyawannya kala itu. Dalam membuat mie, dirinya tak menggunakan mesin, melainkan tangan, namun mengeringkannya memakai oven. Inilah yang menjadi keunikan produk buatan Suhandoyo.

Untuk pemasaran pun dirinya menyasar langsung pada pasar tradisional, bukan distributor. Ini dia lakukan agar produk yang menggunakan merek ”Mie Ikan Paus” ini bisa mencakup segmen yang lebih luas. Wilayah pemasarannya pun tak cukup di seputaran pulau Jawa, namun meluas hingga Banjarmasin dan Balikpapan.

Bersyukur
Setiap bisnis pasti akan menemui permasalahan yang beragam. Suhandoyo selalu memberikan perhatian pada hal – hal kecil yang seringkali diremehkan dan dengan mudah diabaikan. Padahal, perkara – perkara sepele itu bagaikan mata pisau. Mereka memiliki potensi membawa bisnis menjadi sukses, namun bisa juga sebaliknya.

Termasuk yang menyangkut karyawan. Suhandoyo adalah contoh pengusaha yang peduli pada karyawannya. Ketika kinerja seorang karyawan menurun dan mempengaruhi produktivitas usaha secara umum, maka dirinya tak sungkan – sungkan menanyakan langsung apa penyebabnya.

Permasalahan lain yang umum ditemui adalah kenaikan harga bahan baku tepung terigu. Ini pun dirasakan Suhandoyo. Namun dirinya menyikapi itu dengan tetap berpikiran positif dan bersabar. Sebab setiap bisnis pasti akan mengalami pasang surut. Dirinya tetap optimis harga terigu akan kembali normal sehingga bisnisnya bisa kembali berjalan.

Satu hal yang juga tak pernah dilupakannya adalah selalu bersyukur atas apapun yang terjadi. Artinya, ketika bisnis berjalan lancar, dia bersyukur. Dan ketika didera permasalahan pun dirinya tetap bersyukur, sebab syukur adalah ungkapan bahwa manusia tak ada apa – apanya di hadapan Tuhan.

Dalam menghadapi persaingan pun Suhandoyo punya cara tersendiri. Dia tetap mengolah produk mie nya dengan cara jujur, tak ingin melakukan hal – hal yang kurang berkenan, seperti mencampur bahan ini dengan bahan itu. Sebab, cara – cara seperti itu hanya akan merusak citra produknya.

Misoa
Bisnis Suhandoyo semakin berkembang ketika dirinya menambah produk misoa kering pada tahun 2003. Untuk yang satu ini, dirinya memberikan kepercayaan kepada putranya yang bernama Sandy Banawi, untuk menangani. Jumlah karyawannya pun kini bertambah menjadi 50 orang.

Suhandoyo adalah teman baik Sriboga Raturaya. Bagaimana tidak, dirinya telah menggunakan semua produk selain Pita Merah, sejak Sriboga pertama kali beroperasi penuh di tahun 1998. Produk – produk itu misalnya Tali Kuning, Naga Merah, Naga Hijau, Naga Biru, Tali Emas dan Beruang Biru.

Kini, dengan kebutuhan terigu sebanyak 250 sak per hari, bisa dibayangkan berapa omzet yang dihasilkan per minggunya. Selama berteman dengan Sriboga, dirinya juga telah beberapa kali diajak berpartisipasi dalam acara Mega Jateng Fair, Pasar Semawis dan Jateng Fair 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar