PERANTI LUNAK PENDETEKSI DIABETES
Dimuat di harian Suara Merdeka, 22 November 2010
SEJAK tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 14 November sebagai Hari Diabetes Sedunia. Itu menandakan, penyakit tersebut telah menjadi isu global dan makin mengkhawatirkan. Sebab, makin hari penderitanya kian tambah. Diabetes kini tak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga usia muda, akibat pola makan dan gaya hidup tak sehat. Bahkan anak-anak pun bisa mengidap diabetes karena faktor keturunan. Berbagai kampanye, penyuluhan, dan pencegahan dilakukan untuk memberikan kesadaran pada masyarakat tentang bahaya penyakit itu.
Jumlah penderita diabetes Indonesia terbanyak keempat di dunia, setelah AS, India, dan China. Penyakit itu merupakan penyebab kematian nomor tujuh terbesar di dunia. Diabetes berdampak terhadap komplikasi penyakit dalam, seperti kebutaan, impotensi, depresi, kerusakan ginjal, kerusakan saraf, pembusukan bagian tubuh yang berujung amputasi, pengerasan dan penyempitan pembuluh darah (aterosa klerosis) yang menyebabkan stroke dan jantung, sehingga berakibat kematian.
Para ahli menyatakan diabetes dapat diminimalkan dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat. Telah banyak informasi tentang konsumsi makanan dan minuman sehat yang dapat mengurangi risiko penyakit itu. Mulai dari susu, kopi, teh, bayam, brokoli, anggur, kacang, hingga beras pecah kulit.
Healthy Solution Center
Perkembangan teknologi informasi juga berpengaruh positif terhadap dunia kesehatan, termasuk diabetes. Penyebaran informasi kesehatan lewat internet bermanfaat besar bagi masyarakat. Khusus diabetes, internet bisa dimanfaatkan sebagai sarana pendeteksi gejala dan panduan pengobatan bagi penderita sehingga bisa diambil langkah yang diperlukan.
Tiga mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), misalnya, berhasil merancang perangkat lunak pendeteksi diabetes yang diberi nama Healthy Solution Center (HSC). Selain mendeteksi, peranti lunak itu dapat merancang menu sekaligus melayani pemesanan makanan sehat untuk mencegah dan mengobati penyakit kencing manis.
Ketua tim Novira Putri mengemukakan perancangan HSC tak memakan waktu lama, hanya sekitar seminggu. Namun penyusunan database membutuhkan waktu lama karena mereka lakukan sangat serius. Agar sesuai dengan Sistem Pakar Gizi, Novira dan kawan-kawan dibimbing Rosi Darmawati SKM, ahli gizi RS Adi Husada, Undaan, Surabaya. Ditambah buku referensi, mereka menyusun rancangan menu makanan berat dan ringan. Mereka juga survei ke beberapa rumah sakit di Surabaya, seperti RS Adi Husada dan Dr Soetomo. Dari survei itu mereka mendapatkan data pendukung untuk keakuratan analisis.
Dalam pemasaran, kelak, HSC dapat diakses melalui website. Pengguna bisa memilih menjadi anggota tetap atau hanya pengunjung. Salah satu anggota tim HSC, Muhammad Ferbrian Ardiansyah, menuturkan dalam program HSC, pengunjung diberi perintah memasukkan beberapa data yang menjadi kriteria penilaian, seperti berat dan tinggi badan serta kadar gula. Setelah itu program akan mendeteksi tipe diabetes apa yang diperkirakan diderita. Lalu, pengunjung diberi pilihan berupa menu makanan dan minuman sehat atau cemilan yang disarankan. Program juga akan menawarkan paket pemesanan makanan dengan pilihan harga yang ditentukan pasien.
Selain melalui website, kelak HSC juga dipasarkan melalui rumah sakit, apotek, dan toko. Dan, informasi mengenai program itu akan disebar melalui brosur.
Deteksi Dini
Sementara itu, Program Pascasarjana Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta juga merancang perangkat lunak berbasis web yang dapat mendeteksi penyakit diabetes secara dini. Dr Sri Kusumadewi sebagai pengelola mengatakan, program itu melibatkan 50 pasien pengidap diabetes dan lima dokter dari berbagai kota, seperti Solo dan Yogyakarta.
Perangkat lunak itu terdiri atas lima modul yang kelak bisa diakses lewat website. Modul pertama adalah deteksi dini risiko diabetes. Modul kedua terapi yang memanfaatkan telemedicine, termasuk teknologi SMS, misalnya berisi pesan pengingat untuk suntik insulin. Modul ketiga rekomendasi menu harian. Itu berbeda dari buku diet diabetisi karena lebih personal, sesuai dengan kondisi penderita, dan variatif. Modul keempat rekomendasi latihan jasmani. Kelima mengenai deteksi kemungkinan komplikasi.
Sri Kusumadewi menyatakan implementasi perangkat lunak itu baru pada tahap uji coba. Dia akan terus melakukan langkah terintegrasi untuk mengembangkan program itu. Dia berharap kelak ada respons positif dari kalangan medis dan masyarakat luas, sehingga angka pertumbuhan penderita diabetes, khususnya di Indonesia, bisa ditekan sekecil mungkin.
BERAS HASIL RADIASI GAMMA
(Dimuat di harian Suara Merdeka, 11 Oktober 2010)
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/10/11/126251/Beras-Hasil-Radiasi-Gamma
MENJELANG perayaan ke-30 Hari Pangan Sedunia, putra-putri bangsa ini kembali mempersembahkan karya terbaik mereka. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) berhasil menemukan varietas padi yang cocok untuk lahan basah, bersifat aromatik (harum), dan mudah beradaptasi di berbagai kondisi lahan.
Selama ini, pandan wangi dikenal sebagai beras asal Cianjur yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan varietas lain. Beras itu disukai karena pulen, putih bersih, dan berbau wangi khas. Itu membuat pandan wangi banyak dicari, padahal harganya mahal. Namun ternyata beras itu memiliki kekurangan, yakni sulit diproduksi dalam jumlah besar karena umur panennya panjang, sekitar delapan bulan.
Pandan wangi juga tak mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lahan. Apalagi hanya lima kecamatan di Cianjur yang bisa menghasilkan varietas itu, yakni Warungkondang, Cibeber, Cilaku, Cugenang, dan Cianjur Kota. Itulah yang menyebabkan pandan wangi masih sulit ditemui di pasaran.
Radiasi Gamma
Kelemahan itu diatasi oleh Prof Dr Moch Ismachin bersama timnya dari Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) Batan. Mereka melakukan rekayasa genetika terhadap pandan wangi menggunakan teknik radiasi gamma (iradiasi). Dosis yang digunakan adalah 0,2 kilogray (kGy). (Gray adalah penyerapan energi radiasi per kilogram massa. Satuan itu diambil dari nama Louis Harold Gray.)
Radiasi gamma dilakukan karena bisa mengubah sifat keturunan bila ditembakkan ke bebijian tanaman. Interaksi gamma dan kromosom menyebabkan struktur kromosom rusak, putus, atau berpindah pasangan.
Perubahan yang terjadi dapat memengaruhi sifat tanaman yang diradiasi. Sifat baru yang muncul bisa lebih bagus atau sebaliknya. Pengamatan dilakukan terhadap perkembangan tanaman sejak penyemaian, masa pertumbuhan, hingga panen. Pada saat itulah terlihat perubahan. Pengamatan selanjutnya hanya dilakukan terhadap tanaman yang menunjukkan hasil baik sehingga memperoleh sifat yang diinginkan.
Proses Pengujian
Ismachin menerangkan, langkah pertama pengujian adalah melakukan iradiasi terhadap biji dengan dosis tertentu. Pada generasi pertama, biasanya tanaman akan rusak. Lalu generasi kedua diseleksi terhadap wereng. Tahap berikutnya kembali dilakukan proses seleksi. Begitu seterusnya sehingga mendapatkan turunan terbaik.
Radiasi gamma (iradiasi) terhadap pandan wangi dilakukan tahun 2001. Setelah itu dilakukan pengujian sehingga menghasilkan galur mutan harapan. Pada galur mutan itu kemudian dilakukan uji multilokasi di 17 kecamatan di Cianjur, antara tahun 2008 dan 2009. Hasilnya menunjukkan galur mutan itu bisa beradaptasi baik di seluruh wilayah uji. Sifat positif lain adalah masa panen pendek, hanya sekitar empat bulan, tekstur, aroma, dan rasa nasinya tak berubah, tetap sama seperti induknya.
Uji multilokasi juga dilengkapi uji fisik galur, kandungan protein, amilosa, dan uji rasa. Hasilnya diajukan ke Tim Penilai dan Pelepasan Varietas (P2V) Tanaman. Akhirnya, iradiasi dinyatakan berhasil dan lolos uji pelepasan. Lalu, dengan surat keputusan Menteri Pertanian tertanggal 28 Juni 2010, galur mutan dengan kode PW 67 - a - PsJ itu ditetapkan sebagai varietas unggul dan diberi nama pandan putri.
Pandan Putri
Deputi Pendayagunaan Hasil Litbang dan Pemasyarakatan Iptek Nuklir Batan Dr Taswanda Taryo menjelaskan, pandan putri memiliki kualitas, ciri fisik, rasa, dan wangi yang sama dengan pandan wangi, induknya. Namun pandan putri memiliki umur tanam lebih singkat, antara 115 dan 130 hari, sedangkan pandan wangi lebih lama, berkisar 185 hari. Produksi pandan putri juga lebih besar, potensi hasilnya mencapai 8 ton gabah kering giling (GKG) per hektare, sedangkan pandan wangi hanya antara 3 ton dan 4 ton GKG per hektare.
Selain itu, kandungan protein pandan putri 8,3%, lebih tinggi ketimbang pandan wangi yang hanya 7%. Itu menyebabkan nasi pandan putri tak cepat berair. Lalu, kandungan amilosanya hanya 23%, sedangkan pandan wangi 25%. Ditambah lagi, tinggi tanaman padi pandan putri hanya 140 cm, lebih rendah daripada pandan wangi, sehingga tak mudah tumbang dan tahan rontok. Kualitas dan harga pandan wangi cukup tinggi, tetapi terbatas hanya bisa dikembangkan di beberapa kawasan di Cianjur. Adapun pandan putri dengan kualitas sama bisa dikembangkan di kawasan lebih luas, bahkan di luar Cianjur.
Namun pandan putri ternyata masih memiliki kelemahan. Varietas itu rentan terhadap wereng batang cokelat biotipe 1, 2, dan 3 terhadap sundep/beluk dan rentan penyakit tungro. Selain itu, seperti pandan wangi, ukuran malai pandan putri besar sehingga bulir padinya sulit dirontokkan. Akibatnya, butuh mesin khusus untuk merontokkannya.
Ismachin menyatakan walau hasil radiasi, pandan putri aman dikonsumsi dan tak memiliki efek samping. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Cianjur ingin menjadikan pandan putri sebagai komoditas pangan khas unggulan, menggantikan pandan wangi. Pandan putri kini menambah koleksi 15 varietas unggul hasil penelitian Batan sebelumnya. Kehadiran pandan putri diharapkan bisa membuat beras wangi dan pulen menjadi lebih mudah ditemui di pasaran, sehingga masyarakat luas juga bisa menikmati
IMAJINASI XELLOPAT HADI ISMANTO
Pemenang Hadiah Utama Lomba Resensi Novel 'Soleidrama'
Keren !. Itu kesan yang muncul ketika membaca novel ini. Istilah – istilah yang digunakan terasa pas dan menyatu dengan cerita. Xellopat, Sketro, Klismo, Kornoe, Koloset, Dopo Sedo, Tiang Sedo. Entah dari mana datangnya, yang jelas Hadi tentu telah melakukan riset mendalam hingga menemukan inspirasi itu. Berlatar Alas Roban dan kota – kota di Jawa Tengah lain membuktikan, Jakarta tidak selalu menjadi pilihan populer sebagai latar novel.
Tak diragukan, Hadi memiliki banyak referensi yang mendukung penyusunan novel ini. “Soleidrama” menyajikan fantasi ketegangan a la serial Heroes, dengan berbagai aksi unjuk kekuatan masing – masing tokohnya. Imajinasinya luas dan Xellopat (tak terbatas). Jalinan antar cerita dan latar saling menyambung alami, sehingga pembaca tidak keteteran mengikuti perjalanan petualangan dan teleportasi Zein, Neya, Bimo, Iren dan Azies.
Namun sayang cerita mesti berhenti sebelum menampilkan aksi utama, menumpas Tunas dan ‘Duabelas Rantai Pembunuh’. Alle dan Ranti pun belum lagi ditemukan. Pembaca dibuat penasaran agar sabar menunggu terbitnya “Gerbang Kematian”, sekuel “Diary Kematian” ini. Akan lebih baik jika kedua buku digabung, sehingga segalanya tuntas dalam satu buku. Kemasan buku pun tentu akan menjadi lebih menarik. Pengunjung toko lebih tertarik pada buku berukuran tebal, dengan gambar sampul menarik, dibanding buku kecil dan tipis seperti “Soleidrama” ini. Buku yang besar lebih mudah terlihat dan menarik perhatian, dibanding buku kecil. “Soleidrama” patut mendapat kesempatan sukses karena ceritanya tidak mengecewakan dan tidak kalah dengan novel bergenre sama karya penulis asing. Bahkan tidak menutup kemungkinan dibuat filmnya. Namun jika gambar sampul kurang menarik, maka kesempatan itu akan hilang. Gambar sampul sangat menentukan, karena di sanalah perhatian pembaca akan tertuju pertama kali.
Cerita dalam satu bab terlalu panjang sebelum sampai pada bab berikutnya. Agak melelahkan karena tidak ada jeda. Satu hal yang sedikit mengganggu pada penggunaan kata ‘terus’. Seharusnya ditulis “Terus” dengan “T” besar, karena di dalam novel ini, “terus” adalah istilah, untuk menunjukkan matinya seorang Xellopat.
MARI BERHARAP PADA TELESKOP RUKYAT 2.0
Dimuat di harian Suara Merdeka, 6 September 2010
BUKAN hal baru ketika umat muslim di Indonesia sering bingung dengan perbedaan penetapan waktu masuk Ramadan dan Syawal. Perbedaan itu terjadi karena dalam penentuan awal bulan Islam (Hijriah), pemerintah menggunakan metode rukyat. Adapun organisasi kemasyarakatan Islam tertentu menggunakan metode hisab. Keduanya sama-sama bertujuan melihat hilal.
Hilal adalah penampakan bulan paling awal yang terlihat menghadap ke bumi, setelah bulan mengalami konjungsi. Bulan awal (sabit) itu akan tampak di ufuk barat ketika matahari terbenam. Konjungsi adalah peristiwa saat jarak sudut (elongasi) suatu benda dan benda lain nol derajat. Hilal merupakan kriteria awal bulan. Dalam kalender Hijriah, penentuan awal bulan tergantung pada penampakan hilal atau bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriah bisa berumur 29 atau 30 hari.
Rukyat berarti mengamati hilal, mengamati bentuk bulan sabit yang kali pertama tampak setelah terjadi konjungsi. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan saat menjelang kali pertama matahari terbenam setelah konjungsi. Pada waktu itu, posisi bulan berada di ufuk barat, dan bulan terbenam sesaat setelah matahari matahari. Bila hilal terlihat, pada petang waktu setempat telah masuk tanggal 1.
Hisab berarti perhitungan. Dalam Islam, istilah hisab sering digunakan sebagai metode perhitungan matematis astronomi untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. Penentuan posisi matahari menjadi penting karena umat Islam menggunakan posisi matahari sebagai patokan waktu shalat. Adapun penentuan posisi bulan adalah untuk mengetahui terjadi hilal sebagai penanda masuk periode bulan baru dalam kalender Hijriah. Itu penting untuk menentukan awal Ramadan, Syawal, Zulhijjah, dan Muharram.
Teleskop Rukyat 2.0 Perbedaan yang terjadi selama ini karena organisasi kemasyarakatan tertentu menggunakan metode hisab dan tak merasa perlu melihat hilal. Sementara itu, pemerintah ingin lebih memastikan dengan cara melihat hilal lebih dahulu (metode rukyat). Persoalannya, terkadang hilal tak terlihat ketika cuaca mendung, bahkan hujan. Dan, metode hisab mampu mengeliminasi parameter alam itu dan meyakinkan diri dengan perhitungan matematis yang mereka lakukan.
Merespons hal itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan solusi sebagai upaya meminimalisasi disharmoni di masyarakat, yang mungkin terjadi akibat perbedaan tersebut. Mereka merancang Teleskop Rukyat versi 2.0 yang jauh berbeda dari versi 1.0 yang dibuat tahun 1994. Versi baru itu dilengkapi radar, sehingga dapat digunakan untuk melihat hilal dengan tingkat akurasi antara 90% dan 95%, walaupun cuaca buruk.
Teleskop versi 2.0 bekerja dengan sistem deteksi gelombang radar atau gelombang elektromagnetik yang ditembakkan ke bulan, dan pantulannya diterima kembali oleh unit penerima gelombang di bumi, yang berjarak 400.000 kilometer, atau hampir 1 juta kilometer bolak-balik. Kemudian, hasil deteksi radar diolah dengan sistem image processing menjadi bentuk visual yang bisa dilihat. Hasil visual itulah kemudian yang disebarluaskan melalui satelit televisi, sehingga masyarakat bisa juga melihat hilal yang meliputi data ketinggian, posisi elongasi hilal, dan data lain.
Pemerintah menetapkan, syarat hilal terlihat adalah pada ketinggian 2 derajat. Syarat itu ditetapkan berdasar data pengamatan sebelumnya bahwa ketinggian hilal terendah yang berhasil diamati adalah 2 derajat. Teleskop baru itu bsa digunakan untuk melihat hilal di semua sudut di atas 0,5 derajat, jika radar ditempatkan di ketinggian sekitar 300 meter di atas horizon pandangan untuk memperoleh dip of horizon sebesar 0,5 derajat. Radar juga dapat digunakan untuk melihat hilal, meski langit masih berwarna kemerahan.
Tahun 2009, Badan Hisab Rukyat Nasional (BHRN) melalui Keputusan Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat menyatakan hasil rukyat dengan teleskop itu tidak bisa dijadikan dasar penetapan awal bulan Hijriah, karena citra yang dihasilkan hanya citra lingkaran bulan, bukan citra hilal. Pada dasarnya BHRN menyambut baik teknologi itu, tetapi masih perlu beberapa penyempurnaan agar memperoleh hasil dan informasi yang memenuhi syarat.
Namun hingga kini belum ada kabar perkembangan terbaru dari pemerintah dan LIPI mengenai kelanjutan rancangan itu. Sebagai umat, tentu kita berharap teknologi teleskop itu segera dikembangkan dan disempurnakan agar bisa segera diterapkan sehingga tak perlu lagi ada perbedaan berlarut-larut. Dan, kehidupan bangsa yang lebih harmonis pun bisa terwujud.
SELASIH, MINUMAN SAAT BERBUKA
Dimuat di harian Suara Merdeka 3 September 2010
BULAN Ramadan selalu identik dengan makanan dan minuman khas berbuka. Mulai dari menu yang tradisional sampai selera internasional. Dari pisang goreng dan arem ñ arem, hingga Samosa dan Nasi Briyani. Untuk minuman, tak ketinggalan kolak blewah dan es nata decoco dengan campuran biji Selasih.
Yah, Selasih cukup banyak digunakan orang untuk minuman pembuka puasa. Di dunia ilmiah, sebutan internasional untuk tanaman Selasih adalah Basil.Nama ini diambil dari nama ilmiahnya, Ocimum basilicum Linn
Selasih termasuk tanaman semak tahunan, dan merupakan herba tegak. Baunya sangat harum, tingginya sekitar 0,5 - 1,5 m. Batangnya berwarna cokelat, berbentuk segi empat.
Daunnya tunggal berhadapan, dan bertangkai yang panjangnya 0,5 - 2 cm. Daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya agak meruncing, permukaannya agak halus dan berbintik.
Tulang daunnya menyirip, dengan tepi bergerigi, serta panjangnya 3,5 - 7,5 cm, lebar 1,5 - 2,5 cm, berwarna hijau tua. Bunga Selasih berwarna putih atau lembayung, kelopak sisi luarnya berambut, berbentuk bulat telur terbalik dengan tepi mengecil sepanjang tabung.
Biji Selasih dikenal keras, berwarna cokelat tua, dan bila dimasukkan dalam air akan mengembang. Tanaman ini menyukai tempat lembab dan teduh. Tumbuhan ini tumbuh liar di tepi jalan, atau ditanam di pekarangan dan kebun.
Khasiat Herbal Biji Selasih juga dimanfaatkan karena khasiatnya. Negarañnegara lain seperti India, Cina, Yunani, Filipina, Tanzania, dan Meksiko sudah memanfaatkan tanaman ini sejak ribuan tahun lalu. Pada zaman kerajaan di Prancis dan Italia, bunga selasih dipilih untuk menyatakan cinta.
Secara umum, seluruh bagian herba Selasih, yaitu daun, batang, tangkai, bunga, biji dan minyak atsiri, memiliki efek farmakologis yang mampu merangsang penyerapan (absorbsi), melancarkan sirkulasi darah, meredakan kejang (antispasmodik), peluruh keringat (diaforetik), peluruh kemih (diuretik), menghilangkan rasa sakit (analgetik), antibakterial, antiseptik, antifungi, peluruh kentut (korminatil), perangsang (stimulan), membersihkan racun dan menstimulasi sistem imun Biji Selasih sering digunakan sebagai campuran minuman, seperti es kolang - kaling dan puding. Biji ini digunakan karena segar dan menyejukkan, sangat cocok untuk berbuka puasa.
Pakar pengobatan herbal Prof. H. Hembing Wijayakusuma menjelaskan, biji Selasih juga mempunyai khasiat menenangkan (sedative), sehingga sangat bagus untuk mengurangi stres, gelisah, sering gagap dan susah tidur.
Juga berkhasiat untuk gangguan pencernaan, seperti sembelit dan panas dalam. Maka tak heran jika biji selasih digunakan dalam industri minuman penyegar yang kini banyak ditemui.
Daun Daun Selasih diolah menjadi teh untuk menyembuhkan segala jenis batuk, demam, malaria, gangguan pencernaan, penambah nafsu makan dan tak enak badan. Baik pula untuk gangguan pernapasan, mual, nyeri haid, pengobatan paska persalinan, pembersih dan penguat jantung.
Daun Selasih juga disuling menjadi minyak atsiri sebagai bahan parfum, kosmetika dan pestisida. Minyak atsiri yang paling diperhitungkan di perdagangan dunia adalah hasil produksi dari Indonesia (khususnya Jawa), Prancis, Mesir, dan Bulgaria.
Salah satu jenis Selasih yaitu kemangi. Bagian daun yang masih muda sering dijadikan lalap mentah. Rasanya hangat, segar, dan wangi, berkhasiat menyegarkan badan, meningkatkan stamina, serta mengatasi bau mulut, bau badan, dan meningkatkan produksi ASI (lektagoga).
Penelitian yang dilakukan di Karmanos Cancer Institute, Michigan Amerika Serikat, menemukan bahwa kandungan antioksidan dalam Selasih mampu mencegah pertumbuhan kanker payudara.
Pada penelitian lain, disimpulkan pula bahwa kandungan zat yang sama dalam Selasih (antioksidan) juga bisa mencegah munculnya kanker paru ñ paru.
Perkembangan zaman ternyata membawa cerita menyeramkan di bidang kesehatan. Perubahan kondisi lingkungan, gaya hidup dan pola makan manusia modern, tak disadari telah memicu pertumbuhan sel ñ sel kanker dalam tubuh.
Menurut pengajar di Departemen Radioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Dr dr Soehartati Gondhowiardjo, di Indonesia perkembangan kanker meningkat sangat tinggi.
ìSebagai penyebab kematian, dalam waktu 10 tahun ini peringkat kanker naik menjadi 6 dari sebelumnya peringkat 12î, katanya..
Statistik tahun 2010 melaporkan, setidaknya ada 190.000 penderita baru kanker tiap tahun di seluruh dunia, dan seperlimanya akan meninggal. Penelitian epidemologik tentang kanker memperkirakan, di negara berkembang akan terjadi peningkatan 99 persen penderita pada tahun 2010, dibanding tahun 1985
PESAWAT ANTARIKSA BERTENAGA MATAHARI
Dimuat di harian Suara Merdeka, 2 Agustus 2010
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/08/02/118959/Pesawat-Antariksa-Bertenaga-Matahari
Tanggal 21 Mei 2010 lalu, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), atau Lembaga Eksplorasi Antariksa Jepang, berhasil meluncurkan kapal luar angkasa bernama IKAROS (Interplanetary Kite-craft Accelerated by Radiation Of the Sun), menuju Venus. Bagi anda penggemar dunia antariksa, mesti bersiap kebanjiran informasi. Sebab IKAROS akan menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan dunia antariksa di masa depan.
IKAROS merupakan kapal yang diluncurkan dengan misi pembuktian, bahwa radiasi matahari bisa digunakan sebagai sumber tenaga penggerak kapal luar angkasa. Mesin kapal ini bersifat hybrid, karena pembangkit ion digerakkan sel – sel matahari (solar cells) dalam membran film, yang dikombinasikan dengan pembangkit foton. Dengan demikian, IKAROS merupakan kapal luar angkasa pertama yang memadukan pembangkit foton dengan membran film pembangkit tenaga matahari.
IKAROS terdiri dua bagian, bagian utama berbentuk silinder berdiameter 1.6 meter dan tinggi 0.8 meter. Bagian lain berupa membran film berbahan polymida, dengan panjang sisi 14 meter, diagonal 20 meter dan tebal 0.0075 milimeter. Berat keseluruhan kapal ini, termasuk membran adalah 310 kilogram. Pada membran terdapat sel – sel penangkap radiasi matahari (solar cell), pengontrol gerak, sensor observasi dan penyapu debu.
Tahapan Peluncuran
IKAROS diluncurkan dari Tanegashima Space Center, bersama Venus Climate Orbiter bernama Akatsuki (Planet - C) dengan kendaraan peluncur H-IIA. Setelah terpisah dari kendaraan peluncur, bagian utama IKAROS (berbentuk silinder) akan berputar dengan kecepatan 20 rpm. Sambil berputar, kapal mulai mengeluarkan empat rangka dari sisi samping silinder, menggunakan tenaga sentrifugal hasil perputaran. Dari rangka itu kemudian keluar membran film yang akan menghubungkan keempat rangka, hingga membentuk seperti layang – layang. Pada proses keluarnya membran, kecepatan perputaran berkurang sebesar 1 - 2 rpm.
IKAROS membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mengeluarkan rangka dan membran secara sempurna, dan akan mencapai Venus dengan sukses dalam waktu enam bulan setelah membran terbuka. Beberapa saat setelah peluncuran 21 Mei 2010 lalu, kantor pusat JAXA mendapatkan sinyal IKAROS yang tengah berada di Usuda Deep Space Station, dan dalam kondisi stabil. Sistem komunikasi dan peralatan lainnya akan diaktifkan satu per satu.
Perkembangan Proses
JAXA terus mengeluarkan publikasi resmi, mengabarkan tahap demi tahap perkembangan IKAROS. Pada 3 Juni 2010, kapal ini mulai mengeluarkan satu per satu rangka dari bagian utama kapal. Tanggal 10 Juni, kapal dilaporkan berada di 7.7 juta kilometer dari bumi, dan berhasil melepaskan dua kamera foto. Kamera – kamera itu secara otomatis mengabadikan tahap – tahap perkembangan, termasuk ketika IKAROS berhasil mengeluarkan membran film secara sempurna.
Pada 30 Juni, IKAROS menyelesaikan verifikasi operasi awal terhadap peralatan yang digunakan. Selanjutnya, kapal ini memeriksa fungsi sel – sel pembangkit energi matahari (solar cells), tekanan foton dan verifikasi kontrol orbit. Dan tanggal 3 Juli, IKAROS dikonfirmasi telah berhasil menangkap dan menggunakan energi matahari sebagai sumber tenaga penggerak kapal luar angkasa. Ini membuktikan, IKAROS merupakan kapal yang membangkitkan akselerasi paling besar dari tekanan foton, dalam sejarah penerbangan antariksa. Sejauh ini, misi berjalan sukses. Selanjutnya, dengan bersumber tenaga matahari, IKAROS akan terus melayang, dan diperkirakan mencapai Venus pada November 2010.
Misi Selanjutnya
Misi JAXA selanjutnya akan dilaksanakan akhir 2010, menggunakan kapal lain berdiameter 50 m, dengan pembangkit tenaga dari mesin ion terintegrasi. Tujuan mereka Jupiter dan asteroid Trojan. Osamu Mori sebagai pemimpin proyek IKAROS mengatakan, mereka akan melakukan eksperimen dengan gelombang mikro dan sinar laser. JAXA juga akan melakukan penelitian yang merintis dibangunnya sistem satelit bertenaga matahari dengan biaya rendah, untuk mengatasi problem pemanasan global.
WASTE TO ENERGY, SOLUSI PROBLEM SAMPAH
Dimuat di harian Suara Merdeka, Senin 14 Juni 2010
DI belahan bumi mana pun, sampah selalu jadi permasalahan menjengkelkan. Makin banyak manusia, tumpukan sampah pun meningkat. Muncul permasalahan seperti polusi udara, banjir, tempat pembuangan akhir (TPA) yang kehabisan masa sewa, hingga yang ekstrem seperti bencana longsor TPA Leuwigajah Cimahi pada 21 Februari 2005 yang memakan puluhan korban jiwa. Berbagai upaya dan teknologi telah dilakukan untuk meminimalisasi problem sampah. Namun belum ada yang benar-benar menyelesaikan secara tuntas.
Insinerasi Waste to energy merupakan teknologi yang mengolah sampah menjadi energi listrik lewat proses insinerasi atau pemusnahan sampah lewat pembakaran. Insinerasi disertai pemulihan energi agar memenuhi standar emisi.
Di Jepang, Amerika Serikat (AS), Jerman, dan banyak negara lain sudah dibangun ratusan instalasi waste to energy. Sebagai contoh, China memiliki 50 instalasi yang berjarak hanya ratusan kilometer dari permukiman penduduk, AS memiliki 90 instalasi yang mengolah 14% sampah negara itu, Prancis bahkan memiliki 130 instalasi. Bagaimana dengan Indonesia?
Insinerasi merupakan proses pembakaran material sampah. Diawali penirisan sampah basah di dalam bunker selama beberapa hari. Setelah kandungan air berkurang sekitar 45%, sampah dicacah dan dibakar dalam tungku dengan suhu 900 derajat Celcius. Energi panas yang dihasilkan dari pembakaran digunakan memanaskan air dalam boiler, yang kemudian mengubah air jadi uap.
Tenaga uap yang dihasilkan akan memutar turbin dan generator, sehingga menghasilkan energi listrik. Uap yang melewati turbin akan kehilangan panas dan disalurkan ke boiler lagi untuk dipanaskan. Proses itu berlangsung berulang-ulang.
Beremisi Rendah Mesin insinerator mampu menekan volume material sampah hingga 96% dan beremisi rendah. Namun masih ada kekhawatiran akan terjadi hujan asam serta kerusakan sumber daya lingkungan akibat proses pembakaran. Permasalahan itu diantisipasi dengan memakai batu kapur pada cerobong asap. Batu kapur menetralisasi kandungan asam pada limbah asap, mencegah agar tak mencapai atmosfer, sehingga tak membahayakan lingkungan.
Limbah insinerasi terbagi menjadi lindi (air kotor) dan bau (NH3-N dan H2S) yang dihasilkan pada awal proses penirisan sampah. Limbah lain adalah abu (bottom ash), debu terbang (fly ash), dan gas buang yang dihasilkan selama pembakaran.
Muncul kekhawatiran akan terbentuk racun dioksin penyebab kanker dan penurunan kecerdasan. Namun itu tak terjadi karena dioksin terurai pada suhu 850-900 derajat Celsius dalam waktu kurang dari dua detik. Dioksin beracun justru dihasilkan dari pembakaran tak sempurna sampah rumah tangga, karena temperaturnya kurang dari 850 derajat Celsius.
Limbah bau (NH3-N dan H2S) dan gas metana dari proses pembusukan selama sampah ditiriskan akan disalurkan ke ruang bakar (tungku) sehingga gas terbakar dan terurai. Jadi tak ada bau yang dilepas ke udara. Adapun kandungan logam dalam abu hasil pembakaran didaur ulang menjadi bahan pembuatan semen, aspal, dan bahan lain. Karena itulah teknologi waste to energy diklaim menghasilkan polutan 2.500 kali lebih bersih ketimbang asap sebatang rokok.
Energi listrik yang dihasilkan dari proses insinerasi didistribusikan ke permukiman dan industri. Sebagai gambaran, 1 ton sampah menghasilkan listrik 525 kWh. Di Jerman, proses insinerasi mampu memproduksi 70 MW, dari 675.000 metrik ton sampah per tahun, dengan efisiensi bahan bakar hingga 90%. Di Cleveland, AS, program waste to energy yang dirancang diharapkan bisa memenuhi 6% dari 350.000 MW kebutuhan listrik penduduk per minggu.
Awalnya tujuan utama konsep waste to energy bukan produksi energi listrik, melainkan lebih ke upaya meminimalisasi problem sampah yang selama ini dilematis. Namun bagi bangsa Indonesia, sampah dan listrik merupakan dua persoalan besar yang vital dan mendesak.
Di Indonesia Tak berbeda dari negara lain, Indonesia pun ingin terbebas dari problem sampah yang makin rumit. Berbagai musibah yang terjadi menuntut pemecahan, antara lain dengan merancang strategi pengolahan sampah menjadi energi lewat pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS).
TPA Suwung Bali adalah instalasi pertama di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi waste to energy sejak 12 Desember 2008. Disusul Bantar Gebang Bekasi yang direncanakan Juni tahun ini.
PLTS Suwung Bali tak melakukan insinerasi atau pembakaran sampah untuk memanaskan boiler, tetapi dengan metode gasifikasi yang terdiri atas tiga proses, yaitu gasification, landfill gas, dan anaerobic digestion. Sampah baru yang kering seperti plastik, kaca, besi, dan bekas bangunan masuk pada proses gasifikasi atau pyrolysis, yaitu pemanasan bersuhu tinggi tanpa oksigen. Landfill gas dilengkapi instalasi khusus pengolahan air sampah, diperuntukkan bagi gunungan sampah lama. Anaerobic digestion adalah penghancuran dengan mikroorganisme untuk sampah organik baru semacam kayu, daun, dan kertas. Proses itu menghasilkan biogas dan kompos. PLTS itu menerima 800 ton sampah per hari dari Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan, dan menghasilkan listrik 10 MW.
Sebagai gambaran, proses awal gasifikasi adalah menuang sampah ke beberapa conveyor belt sehingga menghasilkan sampah organik saja. Lalu, sampah organik ditimbun dan ditutup sehingga gas metana (CH4) tidak lepas ke udara. Gas metana disedot dan dimasukkan ke mesin gas sehingga menyisakan solid. Selanjutnya dilakukan proses gasifikasi dan hasilnya untuk memanasi boiler sehingga memperoleh uap yang akan menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Sisa sampah yang tak digunakan dalam proses, dijemur dan dijadikan kompos, sehingga tak ada sampah tersisa
SEHAT DAN AWET MUDA DENGAN AIR HEKSAGONAL
Dimuat di harian Suara Merdeka, 29 Maret 2010
Selama ini keseharian masyarakat tidak lepas dari konsumsi air mineral kemasan. Lalu muncul varian baru, Air Oksigen, dengan rasa berbeda dan terkesan agak aneh bagi yang pertama kali mencicipi. Teknologi ini bekerja dengan mengikat molekul oksigen pada molekul air biasa. Selanjutnya, air yang sudah ditempeli oksigen dikemas dalam keadaan mampat bertekanan. Proses ini menghasilkan oksigen berkadar 80 ppm (8 mg oksigen per 100 g air). Namun, air beroksigen tidak bisa disimpan lama, karena oksigen dapat menembus keluar kemasan plastik (polimer) yang berpori halus, sehingga air beroksigen berubah menjadi air biasa walaupun dalam botol tertutup.
Produk ini menawarkan manfaat yang lebih berkhasiat, karena kandungan oksigen terlarut dalam air memberikan dampak positif bagi kesehatan. Air beroksigen mampu meningkatkan suplai oksigen, melarutkan zat gizi, dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Selain itu, produk ini juga merangsang kelangsungan hidup sel, mengatur suhu tubuh sehingga dapat melarutkan bahan berbahaya dan zat buangan ke luar tubuh. Efektivitas berbagai fungsi tersebut dipengaruhi kualitas air bersangkutan, kondisi kesehatan tubuh, interaksi dengan zat gizi lain, antibiotik dan obat - obatan.
Air Heksagonal
Kini, muncul teknologi lebih baru di bidang pemurnian air, yaitu Air Heksagonal. Perbedaan utama air biasa dan heksagonal terletak pada formasi kelompok molekul H2O, akibat sejumlah gaya yang bekerja sehingga memungkinkan molekul H2O membentuk formasi tertentu. Pada air biasa termasuk air beroksigen, lima molekul H2O berkelompok membentuk formasi pentagonal, selanjutnya kelompok - kelompok tersebut membentuk rangkaian berupa air yang kita konsumsi sehari – hari. Pada air heksagonal, enam molekul H2O berkelompok membentuk formasi heksagonal (segi enam). Ini terjadi karena air dipengaruhi magnet dan radiasi elektrik tertentu (gelombang panjang infra merah).
Air heksagonal membentuk kelompok kecil dan stabil. Menguntungkan bagi tubuh karena lebih mudah masuk ke dalam sel, mengaktifkan proses metabolisme sel, membantu melindungi inti sel dari sisa metabolisme, meningkatkan kandungan oksigen dan daya serap terhadap zat gizi dan menghasilkan lebih banyak energi. Selain itu, juga lebih efektif melarutkan dan membuang sisa metabolisme berupa racun.
Tubuh manusia mengandung 70% cairan yang terdiri tiga komposisi : air heksagonal (62%), air pentagonal (24%) dan air tetrahedral (14%). Satu sama lain terikat membentuk rantai. Penurunan volume air heksagonal dalam tubuh hingga 50 – 60% bisa menyebabkan kematian. Bahan pengawet dan pewarna makanan, antibiotik, logam berat pada ikan tercemar, residu pestisida pada buah dan sayuran, radiasi, alkohol, stres serta depresi dapat merusak air heksagonal, dan meningkatkan volume air pentagonal dalam tubuh. Bahkan, faktor - faktor tersebut bisa langsung memicu terbentuknya sel kanker.
Air heksagonal sesungguhnya bisa ditemui pada air dingin (air es), air terjun dan aliran sungai yang masih segar, alami dan mengandung banyak larutan oksigen, dengan struktur molekul kecil dan sedikit alkalin. Adalah Dr. Mu Shik Jhon, ahli struktur air asal Korea Selatan, yang pertama kali melakukan penelitian tentang ini. Dr. Jhon melakukan riset terhadap penduduk Himalaya, Pakistan Utara, dan Okinawa yang dikenal memiliki harapan hidup tinggi (awet muda). Ternyata, setiap hari mereka mengkonsumsi air heksagonal yang ukuran molekulnya kecil, sekitar 70 - 80 Hz (air biasa, besar molekulnya 100 Hz lebih). Dibutuhkan waktu hingga 40 tahun bagi Dr. Jhon mengembangkan teknologi ini.
Terbentuknya Air Heksagonal
Dalam bentuk es, setiap enam molekul air ‘bergandengan tangan’ dalam ikatan hidrogen, membentuk suatu watercluster yang berstruktur cincin segi enam (heksagonal). Pembuatan air heksagonal membutuhkan campur tangan energi yang dipaksakan, agar molekul air bergandengan tangan. Misalnya energi magnetik, sinar infra merah, atau getaran yang bisa berdampak dilepaskannya banyak radikal bebas, sehingga membentuk struktur heksagonal. Perlu diketahui, molekul air memiliki sifat - sifat elektrik dan magnetik.
Karena berbentuk segi enam, di antara enam molekul itu terdapat ruang kosong yang dimensinya lebih besar dari molekul air itu sendiri. Itu sebabnya ketika membeku, air memuai karena memakan ruang lebih besar. Di ruang kosong ini, molekul oksigen terjebak dan tak bisa meloloskan diri. Hasilnya, struktur air heksagonal mengandung oksigen lebih banyak dibanding air biasa.
Jika suhu air dinaikkan, oksigen terlarut akan mengecil. Sebagai gambaran, pada suhu 30°C, kelarutan oksigen akan turun separuh dibanding pada es. Kenaikan suhu membuat gerakan molekul air lebih cepat, sehingga menghancurkan struktur heksagonal dan melepaskan oksigen yang terperangkap. Itu sebabnya air es lebih segar dari air hangat, karen air es mengandung oksigen lebih banyak dari air hangat.
Agar terbentuk air heksagonal, dibutuhkan kondisi – kondisi sebagai berikut :
- Air bersih, dengan jumlah oksigen terlarut lebih dari maksimum.
- Jumlah mineral esensial harus cukup, terutama Ca2+ sebagai agen pembuat formasi
heksagonal yang terlarut dalam air.
- pH sekitar 7,1 - 7,4
- Suhu air normal mendekati dingin.
- Selanjutnya air diionisasi menggunakan energi fisik dan elektromagnetik, dikombinasi tembakan gelombang sinar infra merah.
Kondisi – kondisi itulah yang menjadi prinsip dasar diproduksinya alat pembuat air heksagonal, yang kini banyak dijual dengan bandrol mencapai jutaan rupiah, sehingga belum semua kalangan bisa menikmati manfaatnya.
Banyak ragam dan variasinya, namun intinya, alat ini bekerja mengubah struktur air pentagonal menjadi heksagonal lewat proses ionisasi, menggunakan energi fisik yang menjadikan air berputar membentuk pusaran. Pusaran air dihasilkan dari magnet yang terdapat dalam alat.
Satu hal, air heksagonal bisa terurai selama masa penyimpanan atau saat dipasarkan dalam kemasan siap minum. Disarankan, air heksagonal diminum kurang dari 20 menit sejak disiapkan, atau disimpan dalam lemari es bersuhu 8°C, serta terhindar dari cahaya matahari langsung. Selama masa penyimpanan, sangat mungkin air heksagonal berubah menjadi air biasa.
Di satu sisi, air heksagonal telah berhasil menarik perhatian masyarakat hingga mendatangkan konsumen. Namun di sisi lain, sejumlah ahli masih meragukan kredibilitas teori Dr. Jhon. Seperti Dr. Paul Shin, peneliti California State University Northridge. Penelitiannya membandingkan air heksagonal dengan Air Ultra Murni menggunakan eksperimen NMR. Dr. Shin menyimpulkan, kedua jenis air tersebut identik memiliki lebar garis 170-NMR. Dia menambahkan, walaupun diuji dengan garam atau vitamin C, tetap tidak memberikan hasil berbeda, bahkan urine pun memiliki lebar garis yang sama dengan air heksagonal. Sementara itu Stephen Lower, mantan staf Simon Fraser University, Vancouver, Canada, menyayangkan maraknya penipuan yang mengatasnamakan air heksagonal. Penipuan itu merusak reputasi Dr. Mu Shik Jhon sebagai ilmuwan sejati. Lower berpendapat, tidak mungkin peneliti sekaliber Dr. Jhon menyebarkan junk science.
Sangat disayangkan Dr. Jhon meninggal pada tahun 2004 silam, sehingga tidak sempat memberikan sanggahan atau klarifikasi tentang sikap skeptis terhadap teknologi air heksagonal yang telah ditelitinya selama puluhan tahun.
LEBIH HEMAT DENGAN PRINTING ON DEMAND
Dimuat di Harian Suara Merdeka, 8 Februari 2010
Teknologi baru di bidang percetakan kini telah hadir. Teknologi itu bernama Printing on Demand (POD), yang memungkinkan mencetak buku dengan jumlah eksemplar sesuai kebutuhan. Sebenarnya, teknologi ini sudah didemonstrasikan pertama kali oleh perusahaan Ingram/Lighting Print Inc, pada pameran buku di Amerika sekitar Juni 1998, namun gaungnya baru terdengar di Indonesia beberapa tahun terakhir.
Berbeda dengan mesin offset yang mencetak 3000 eksemplar sekali cetak guna mendapatkan nilai ekonomis, POD memungkinkan mencetak bahkan hanya 1 eksemplar. Karena POD menggunakan sistem digital printing yang tidak memerlukan film dan pelat cetakan, seperti halnya offset.
Dengan mesin offset, proses mencetak buku membutuhkan waktu berhari - hari, mulai pembuatan film, pelat cetakan, memilah hasil cetakan, merapikan halaman, melipat, menjilid, dan kontrol akhir. Sebaliknya, dengan POD, file di komputer bisa langsung dicetak, dengan halaman yang sudah urut, berikut sampul bukunya. Cukup siapkan naskah yang sudah tertata halaman dan ukuran kertasnya, simpan dalam format PDF, lalu dicetak. Bisa ditunggu, hanya butuh beberapa jam hingga maksimal 1 hari, tergantung banyak eksemplar yang dicetak. Jika terdapat kesalahan redaksional pada detik – detik terakhir, tinggal diedit saja lalu dicetak, seperti mencetak dengan printer biasa. Sementara dengan mesin offset, kesalahan redaksional berarti harus mengganti film dan pelat baru.
Teknologi POD merupakan angin segar bagi penulis yang naskahnya berkali – kali ditolak penerbit besar. Mereka bisa mencetak buku dengan jumlah eksemplar sesuai kemampuan kantung, lalu coba dititipkan ke toko buku, atau dijual sendiri lewat jaringan online maupun offline. Tinggal ketik rapi, beri ilustrasi sampul, simpan dalam format PDF, kirim atau bawa ke penerbit yang telah memiliki mesin POD, dan jadilah buku. Bagi penerbit besar, teknologi ini bisa membantu mencetak ulang buku yang lambat oplahnya namun masih banyak dicari. Selain itu, juga digunakan untuk mempromosikan buku baru. Mencetak awal dalam jumlah sedikit, melihat reaksi pasar, baru dicetak dalam jumlah besar. Penerbit kecil yang tidak mampu menerbitkan dalam jumlah besar juga telah banyak memanfaatkan POD, karena selain besarnya biaya, mereka juga mempertimbangkan penyerapan pasar.
Mencetak dengan POD mengurangi resiko kerugian hasil cetakan yang kurang bagus, karena dengan offset selalu ada tinta yang kurang sempurna. Dengan POD, tidak ada buku atau kertas terbuang, sangat efisien dan menguntungkan karena tidak perlu pusing dengan biaya penyimpanan dan stok menumpuk di gudang, akibat ‘kutukan 3000 eksemplar’. Tenaga kerja yang dibutuhkan pun jauh lebih sedikit dibanding offset. POD memang terasa manfaatnya untuk tiras kecil, untuk tiras besar, sistem offset masih lebih ekonomis.
Bagi penulis, sistem kerjasama dengan penerbit bermesin POD lebih praktis dibanding penerbit offset. Yang menjadi poin kesepakatan adalah ukuran buku, jenis kertas, desain sampul dan tata letak. Biaya desain sampul dan tata letak dibayar setelah kontrak ditandatangani. Persetujuan kerja sama dapat dilakukan via pos - el. Pembayaran sudah termasuk dummy (proofread) dan ongkos kirim. Setelah itu, penulis hanya mengeluarkan biaya produksi sesuai jumlah yang diinginkan, ditambah ongkos kirim. Pengerjaan buku dimulai setelah pembayaran uang muka.
Berikut secara umum prosedur menerbitkan buku dengan POD :
1. Penulis mengirim atau membawa naskah dalam format PDF ke penerbit
2. Penerbit mengirimkan Surat Perjanjian Kerjasama ke penulis
3. Setelah surat disetujui kedua pihak, penulis membayar biaya desain dan tata letak
4. Lakukan diskusi online atau offline dengan desainer tentang desain dan tata letak
5. Setelah dicapai kesepakatan, penerbit mengirimkan dummy (proof read) untuk diperiksa penulis. Biasanya penulis mempunyai jatah 2 – 3 dummy. Dari situ sudah bisa diketahui harga produksi per buku
6. Penulis mengirimkan surat permohonan cetak buku serta jumlah eksemplar yang diinginkan
7. Penulis mengirimkan biaya produksi + royalti penerbit + ongkos kirim
8. Penerbit mengirimkan buku ke penulis.
MERINTIS LAHIRNYA JOHAR TRADE CENTER
Dimuat di Harian Suara Merdeka, 13 Januari 2010
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/01/13/94920/Merintis-Lahirnya-Johar-Trade-Center
Sungguh tidak nyaman melihat pasar Johar dalam kondisi sumpek dan meluber hingga badan jalan seperti yang sekarang terjadi. Sebagai salah satu ikon kota Semarang, seharusnya pasar yang terletak di jalan Agus Salim ini bisa tampil lebih cantik, bersih dan teratur. Sehingga pedagang dan pembeli pun bisa beraktivitas berjualan dan berbelanja dengan nyaman. Para pengguna jalan. pun tidak merasa terganggu.
Barangkali ada baiknya konsep pasar yang selesai dibangun tahun 1939 ini agak diperluas, menjadi pasar tradisional sekaligus modern. Kita bukan berbicara tentang renovasi bangunan. Tapi lebih kepada penertiban tata letak kios, dan bagaimana caranya membuat Johar terlihat lebih cantik, bersih dan rapi, seperti predikat yang pernah disandangnya, sebagai pasar tercantik seAsia Tenggara. Sehingga tidak sekedar menjadi ikon, namun juga bisa menarik perhatian pengunjung luar kota, sebagai rujukan tempat wisata belanja murah meriah dan berkualitas di Semarang.
Sebagai perbandingan, barangkali kita boleh menilik pada Pasar Baru Bandung. Seperti halnya Johar, pasar yang terletak di jalan Otto Iskandardinata (Otista) ini juga dibangun pada masa kolonial Belanda, di tahun 1896. Pasar ini juga salah satu ikon kota Bandung. Awalnya pasar ini juga tradisional, namun dalam perkembangannya telah terjadi beberapa kali renovasi. Sejak tahun 2004, pasar ini berubah menjadi Pasar Baru Trade Center dengan konsep tradisional modern, modern namun tidak kehilangan nilai tradisionalnya.
Terdiri 12 lantai, lantai 1 - 5 untuk perniagaan sandang, lantai 6 untuk food court, basement 1 dan 2 untuk pasar tradisional. Sedangkan lantai lainnya untuk mushola dan parkir. Ketika menyambanginya, terlihat suasana teratur, rapi, tidak semrawut, tidak kumuh, tidak sumpek dan tidak menjorok ke badan jalan, namun ramai dan meriah layaknya pasar tradisional.
Tak kurang 3.000 pedagang bernaung di Pasar Baru. Berbagai produk dijual dengan harga variatif, dari yang murah sampai mahal. Transaksi yang terjadi dalam satu hari bisa mencapai Rp 1 miliar. Rata - rata pedagang menghasilkan omzet Rp 3 - 5 juta per hari. Saat ini, Pasar Baru selalu menjadi tujuan andalan pengunjung luar kota yang ingin berbelanja barang murah namun berkualitas bagus. Maka tidak heran jika pasar ini terlihat penuh sesak dan padat saat akhir pekan dan liburan.
Seperti halnya Johar, ketika Pemkot Bandung akan mengubah konsep Pasar Baru, banyak protes dilayangkan berbagai pihak, termasuk pedagang yang takut kehilangan pembeli. Namun semua itu bisa diselesaikan dengan baik. Kenyataannya, memang pasar ini sekarang telah kehilangan bentuk asli dan jiwa budayanya.
Tentunya kita tidak ingin itu terjadi pada pasar Johar. Maka, untuk pasar Johar perlu diaplikasikan konsep yang agak berbeda. Yaitu dengan memanfaatkan bekas bangunan Matahari Departemen Store yang terletak di seberangnya. Bangunan itu bisa dijadikan kepanjangan tangan, sebagai Johar Trade Center, dengan membangun jembatan penghubung agar lalu lintas jalan Agus Salim tidak terganggu. Jadi, tercipta keterpaduan di antara dua bangunan ini. Sehingga nantinya akan dikenal dua macam Johar; Pasar Johar yang berkonsep tradisional dan Johar Trade Center (JTC) yang berkonsep tradisional modern. Dengan demikian, nilai budaya dan tradisional tetap terjaga, namun kerapihan dan keteraturan pun terwujud.
Tentunya ini bukan wacana yang mudah diimplementasikan, apalagi menyangkut biaya dan faktor pedagang yang takut kehilangan pembeli jika tempat usahanya dipindah. Namun tentunya bisa dilakukan kerjasama dengan investor, lewat pemaparan potensi besar yang dimiliki. Pedagang pun bisa diajak berdiskusi, bagaimana caranya bangunan JTC nantinya bisa lebih akomodatif, tanpa harus kehilangan pembeli.
Kawasan Johar, Masjid Agung Semarang dan pertokoan Kauman bagaikan macan yang butuh digugah, disadarkan dan dibukakan matanya, guna menggiatkan sektor pariwisata Semarang. Karena sebenarnya kualitas, keindahan serta nilai historisnya sangat kental dan tidak kalah dengan kota – kota lain, namun sayangnya sekarang ini masih tertutup kekumuhan dan kesemrawutan yang semakin berlarut dan menumpuk, sehingga terkesan sulit diubah. Padahal, jika kawasan ini maju, ujung – ujungnya akan mendongkrak pendapatan daerah dan pedagang juga.
Sesungguhnya, jika masyarakat umum Semarang memiliki semangat dan mau menerima perubahan ke arah lebih maju, segala perbedaan pendapat tentang pengelolaan kawasan ini dapat diselesaikan dengan cepat, dan segera bisa diambil keputusan langkah selanjutnya, sehingga kondisi bersih, nyaman dan rapi bisa segera diwujudkan.
Langganan:
Postingan (Atom)