Seorang Kahlil Gibran pernah mengatakan bahwa manusia berdoa dan memohon kepada Allah ketika sedang susah dan membutuhkan sesuatu, padahal seharusnya manusia berdoa dan memohon justru ketika dalam kesuksesan besar dan kegembiraan.
Kalau dipikir – pikir lebih dalam, ucapan Kahlil Gibran itu ada benarnya juga lho. Lalu apa sebenanrnya maksud dari perkataannya itu ?. Bukankah ketika dalam keadaan sukses dan gembira, akan lebih wajar jika seorang manusia itu bersyukur dan berterima kasih, dibanding berdoa dan memohon ?. Permohonan seperti apa yang kita panjatkan kepada Allah ketika manusia sedang dalam kondisi kegembiraan itu ?.
Kahlil Gibran memang dikenal sebagai sosok yang unik dan memiliki pola pikir yang berbeda dari orang – orang kebanyakan, bahkan seringkali bertentangan dengan norma dan adat kebiasaan yang telah tertanam sangat lama di masyarakat. Jadi, maksud dari perkataan Kahlil Gibran di atas adalah bahwa manusia dianjurkan untuk berdoa kepada Allah ketika sedang dalam keadaan gembira dan sukses besar, yaitu memohon kepada Allah agar manusia tidak lupa bersyukur setiap kali mendapatkan rezeki dari-Nya, agar Allah tidak mengurangi rezeki untuk manusia, dan agar dijauhkan dari sifat takabur, tamak, bakhil dan merayakan kegembiraan yang berlebih – lebihan. Pada kenyataannya manusia memang lupa dan tidak terfikirkan akan hal ini.
Sepertinya terdengar sangat simple bukan maksud dari Kahlilk Gibran itu ?. Yah, memang terdengar sangat simple, namun implementasinya dalam kehidupan sehari – hari sangat – sangat tidak mudah dan penuh rintangan. Namun tentunya bukan berarti sesuatu hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Dibutuhkan niat yang tulus dan kesungguhan hati manusia untuk bisa melakukan hal itu dengan ikhlas dan tidak terpaksa.
“Manusia cenderung tidak berterima kasih ketika apa yang diperolehnya
tidak sebesar apa yang diharapkan. Itulah tanda – tanda manusia tamak”
Jalaluddin Rumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar