HATI – HATI DENGAN KATA HATI

(Dimuat di Harian Semarang, 25 Januari 2010)


Seorang teman pernah meminta pendapat saya, mana yang lebih utama, akal sehat atau kata hati ?. Saya berpendapat bahwa hal itu sifatnya relatif, artinya tidak ada jawaban yang pasti, sangat bergantung pada masing – masing orang. Namun konon katanya, laki – laki pada umumnya lebih mengutamakan akal sehat, sedangkan perempuan lebih mengutamakan kata hati. Katanya, hal itu sudah menjadi sifat alami manusia, yang membedakan laki – laki dan perempuan.

Namun menurut saya pribadi, hal itu bukanlah harga mati, artinya ada juga laki – laki yang lebih mengedepankan kata hati daripada akal sehat, tapi mungkin jumlahnya tidak sebanyak jumlah laki – laki yang lebih merngutamakan akal sehat ketimbang kata hati. Begitupun halnya dengan perempuan.

Artinya apa ?. Ketika seseorang menghadapi suatu permasalahan dalam hidupnya, jika dia menggunakan akal sehatnya untuk menyelesaikan permasalahan itu, padahal tanpa disadari dan dipungkiri, disaat yang bersamaan sebenarnya dia juga mendengarkan kata hatinya. Walaupun porsinya kecil, namun kata hati juga ikut memberikan kontribusi ketika seseorang mengambil sebuah keputusan. Contohnya, akal sehat seorang pencuri mengatakan bahwa dia butuh makan, dia harus melanjutkan hidupnya.

Dan untuk memenuhi kebutuhan itu, yang terpikirkan olehnya adalah mencuri. Disaat yang bersamaan pula kata hatinya memberikan kontribusi suara yang menyebabkan dia memutuskan untuk mencuri, bahwa dia mencuri karena didorong oleh rasa lapar. Bukankah ‘perasaan’ (dalam hal ini rasa lapar) itu erat kaitannya dengan hati ?.

Sedangkan sebaliknya, jika seseorang lebih mendengarkan kata hatinya untuk menyelesaikan permasalahannya, lagi – lagi tanpa disadari dan dipungkiri, disaat yang bersamaan sebenarnya dia juga menggunakan akal sehatnya. Dan justru akal sehatnya itulah yang membantu dia dalam mengambil sebuah keputusan. Contohnya, ketika seorang mantan pengikut aliran sesat Kerajaan tuhan (Kingdom of God) bercerita bahwa awal mula dia menjadi pengikut aliran itu karena merasakan adanya kedamaian ketika mendengarkan pemimpin mereka Lia Aminudin alias Lia Eden, berbicara.

Namun disaat yang bersamaan sebenarnya akal sehatnya tidak setuju, secara logika dia tidak bisa menerima ajaran – ajaran aliran itu. Pada saat itu dia memang membunuh apa yang dikatakan oleh akal sehatnya itu, namun setelah beberapa lama akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan aliran itu, karena akal sehatnya terus – menerus berontak, bahwa secara logika ajaran itu sangat – sangat sesat dan tidak benar.

Memang tidak selamanya kata hati itu benar, karena kata hati bisa jadi adalah bisikan malaikat (lammah malakiyah) atau bisa jadi bisikan setan (lammah syaithaniyah). Agar bisa membedakan keduanya dibutuhkan akal sehat, bahwa bisikan yang baik pasti datangnya dari Allah melalui malaikat, sedangkan bisikan jelek pasti adalah bisikan setan. Logikanya adalah tidak mungkin Allah membisikkan sesuatu hal yang buruk kepada manusia.

Banyaknya aliran sesat yang muncul adalah akibat dari lemahnya fondasi keimanan mereka. Seorang Permadi Alibasyah mengatakan bahwa yang terpenting sebelum menjalankan ibadah agama Islam adalah terlebih dahulu membangun fondasi pemahaman yang kokoh tentang Islam yang benar, yaitu ilmu Tauhid yang menerangkan apa dan bagaimana Allah, yang membedakan Allah dengan malaikat, iblis dan manusia.

Mereka – mereka yang menjadi pemimpin aliran – aliran sesat itu penyebabnya adalah lemahnya fondasi keimanan dan kurangnya pengetahuan mengenai Islam yang benar. Mereka memahami Islam secara sepotong – sepotong, mereka juga menafsirkan ayat – ayat Al Quran secara sepotong – sepotong. Pemahaman yang sepotong – sepotong ditambah dengan bisikan - bisikan setan, maka sempurnalah kesesatan itu.

Dan mereka yang menjadi pengikut aliran – aliran itu penyebabnya juga fondasi keimanan yang lemah dan pemahaman Islam yang sangat kurang, sehingga sangat mudah terdoktrin oleh perkataan – perkataan para pemimpin mereka, ditambah pula adanya bisikan – bisikan setan yang membujuk mereka untuk mengikuti aliran – aliran sesat itu.

“Dan sebaik – baiknya orang – orang salah adalah yang cepat bertaubat”
Rasulullah SAW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar