Sebagian orang berpendapat bahwa kesabaran itu harus ada batasnya. Bagi orang – orang seperti ini, harus ada saat dimana kesabaran harus dihentikan, kemudian melakukan hal – hal yang sudah menjadi keinginannya untuk dilakukan. Sebagai contoh, seseorang yang sudah terlalu banyak dianiaya oleh orang lain merasa harus menghentikan kesabarannya dan melakukan hal yang ingin dilakukannya, mungkin saja membalas perlakuan orang yang telah menganiayanya itu.
Namun sebagian orang lain berpendapat bahwa kesabaran itu tidak boleh ada batasnya. Kesabaran itu harus selalu ada dan dijaga di dalam hati setiap manusia sampai akhir hayatnya. Karena justru dengan kesabaran itulah nilai diri seorang manusia ditentukan di hadapan Allah SWT. Ada sebuah pertanyaan yang mungkin bisa menjadi ilustrasi tentang hal ini, mana yang ingin dipilih, hidup sengsara di dunia namun mulia di akhirat, atau hidup mulia di dunia namun sengsara di akhirat ?.
Sebagai manusia normal tentunya kita tidak ingin memilih yang manapun dari dua pilihan itu, bukan ?. Tentunya kita berharap bisa hidup mulia di dunia dan juga di akhirat, bukan ?. Namun jika kita benar – benar harus memilih, maka akan lebih baik jika kita memilih hidup sengsara di dunia namun mulia di akhirat.
Mengapa ?. Karena kehidupan akhirat lebih utama daripada kehidupan di dunia. Karena akhirat adalah tujuan paling akhir dari perjalanan panjang kehidupan manusia di dunia ini. Karena kehidupan akhirat itu kekal, abadi, selamanya, sedangkan kehidupan dunia hanyalah sementara, paling – paling hanya sampai usia 70 – 80an tahun.
Seorang manusia yang hidupnya sengsara di dunia, tapi jika dia bersabar dan ikhlas menjalani dan menerima kesengsaraannya itu sampai akhir hayat, karena dia meyakini dengan sungguh – sungguh bahwa kesengsaraan itu adalah ujian dari Allah karena Allah mencintainya, maka di akhirat nanti serta – merta derajatnya pasti akan dinaikkan oleh Allah menjadi derajat mulia, dan insya Allah dia akan menikmati indahnya kehidupan di surga yang abadi, kekal, selama - lamanya.
Pada hakekatnya manusia hidup di dunia ini selalu diuji oleh Allah dengan cobaan – cobaan, baik itu cobaan – cobaan kecil maupun cobaan – cobaan besar. Manusia yang selalu bersabar akan menerima dan menjalani cobaan itu dengan tabah dan selalu memohon kepada Allah agar diberi kekuatan dalam menghadapi cobaan tersebut.
Semakin sering Allah memberikan cobaan kepada dirinya, maka akan semakin sering pula dia berdoa dan memohon kepada Allah, dengan begitu maka secara otomatis dia akan selalu mengingat Allah. Dan Allah sangat mencintai manusia yang selalu ingat akan Dia. Allah sangat senang mendengar manusia yang selalu berdoa dan memohon kepada-Nya.
Bahkan ada sebuah cerita, sebuah dialog antara Allah dengan malaikat. Suatu ketika ada malaikat yang melapor kepada Allah bahwa ada seorang manusia yang selama hidupnya tidak pernah lupa secara ikhlas untuk selalu berdoa dan memohon kepada Allah, tapi mengapa Allah tidak kunjung mengabulkan doa dan permohonannya.
Kemudian Allah menjawab, Aku masih senang mendengarkan doanya yang tulus dan lembut kepada-Ku, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk-Ku mengabulkan doanya. Oleh karena itu, biarkan dia terus berdoa sampai akhir hayatnya, maka dia pasti akan Aku masukkan ke dalam surga-Ku.
“Orang yang selalu sabar pasti akan mendapatkan kemenangan,
walaupun tertunda”
Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar